Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR)
A.
Definisi Etika
Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan
pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau bisnis. Secara
sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Berbisnis
itu ada etikanya
Sering
didengar dari media audio visual (tv) maupun dibaca dari surat kabar ada oknum
pebisnis yang melakukan berbagai kekeliruan seperti memasukkan zat berbahaya
bagi tubuh manusia kedalam makanan-minuman, ingat saja kasus tahu, ayam, dan
makanan lain yang dicampur formalin supaya lebih tahan lama,
padahal sudah banyak pemberitahuan baik dari pihak yang berkaitan maupun
tulisan para ahli bahwa formalin itu dapat membahayakan bahkan
dapat menyebabkan kematian bagi manusia , juga kasus minuman keras yang masih
dicampur lagi dengan zat lain supaya lebih cepat membuat orang mabuk, tidak
sedikit orang yang meninggal karena tubuhnya tidak kuat menahan asupan zat yang
terlalu berbahaya itu.
Lebih
parah lagi kekeliruan yang dilakukan oleh pebisnis besar seperti pabrikan
maupun toko-toko memasang iklan yang isinya diragukan kebenarannya simak saja
misalnya kalimat iklan yang berbunyi “ barang ini dipakai oleh sembilan
diantara 10 bintang film ”, konsumen tidak pernah mengetahui apakah
betul sipengiklan sudah melakukan penelitian bahwa barangnya dipakai oleh 90%
bintang film. Ada juga iklan toko yang berbunyi “diskon 50%+20%”,
dengan tulisan itu kosumen berpikir bahwa jumlah diskon yang diberikan akan
berjumlah 70% katakan dari harga awal barang, namun apa yang terjadi, ternyata
diskon itu hanya sebesar 60% saja dari harga awal barang karena diskon yang 20%
dihitung bukan dari harga awal barang melainkan dari harga barang setelah
dikurangi diskon 50% tadi. Memang kalau membaca iklan yang terpasang di pinggir
jalan umum bahasa iklan itu disusun dengan kalimat yang hyperbol yaitu
melebih-lebihkan, tetapi secara etika hal itu tidak boleh dilakukan karena bisa
berarti membohongi konsumen dan hari ini konsumen itu dilindungi Undang-Undang.
Itu
semua hanya contoh kecil yang dapat tidak akan terjadi bila para pebisnis
melakukan bisnisnya dengan etika yang baik. Pebisnis diharapkan bertindak
secara etis dalam berbagai aktivitasnya di masyarakat. Semestinya para pebisnis
siapapun dia harus mempunyai etos bisnis. Inti etos ini adalah pembudayaan atau
pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral tertentu yang
dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus juga membedakannya
dari perusahaan yang lain, wujudnya bisa dalam bentuk pengutamaan mutu,
pelayanan, disiplin, kejujuran, tanggung jawab, perlakuan yang fair tanpa
diskriminasi, dll .
Berkembang
tidaknya sebuah etos bisnis di sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh gaya
kepemimpinan para pemimpinnya. Betapa baiknya nilai-nilai dan prinsip moral
tertentu tetapi jika tidak ditunjang gaya kepemimpinan yang kondusif untuk
menumbuhkan etos bisnis yang baik maka etos bisnis akan sulit berkembang. Gaya
kepemimpinan semacam manipulator atau administrator birokratis akan dapat
membawa hasil yang tidak diinginkan. Gaya kepemimpinan manajer yang profesional
yang menekankan kerjasama kelompok serta gaya kepemimpinan yang bersifat
transformatif akan lebih kondusif bagi perkembangan etos bisnis yang baik dalam
suatu perusahaan pada umumnya budaya perusahaan adalah wujud yang dibangun
pertama untuk menumbuhkan etos bisnis.
Apa
itu Etika ?
Pengertian
etika menurut A. Sony Keraf dapat disarikan bahwa , pertama etika itu berarti adat
istiadat atau kebiasaan ini berarti etika persis sama
dengan moralitas yang juga berarti adat istiadat atau
kebiasaan. Dalam pengertian ini etika dan moralitas sama-sama berarti
sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang
telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian
terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama
sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.
Pengertian
kedua dari etika yaitu juga dipahami dalam pengertian yang
sekaligus berbeda dengan moralitas. Dalam pengertian kedua ini
etika mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari moralitas yaitu dimengerti
sebagai filsafat moral atau ilmu yang membahas dan mengkaji nilai
dan norma yang diberikan oleh moralitas. Dalam pengertian pertama etika dan
moralitas berisikan nilai dan norma konkret yang menjadi pedoman dan pegangan
hidup manusia dalam seluruh kehidupannya, maka etika dalam pengertian kedua ini
lebih normatif dan karena itu lebih mengikat setiap pribadi manusia.
Jadi
secara sederhana etika itu berarti kebiasaan yang baik yang dilakukan manusia
yang berlangsung secara turun temurun dari generasi yang satu ke generasi yang
lain. Etika yang baik itu dapat dikatakan juga sebagai budaya yang baik, budaya
adalah cara bagaimana kita melakuan sesuatu disekitar kita, budaya tidak statis
tapi berkembang, contoh kecil saja manusia makan dengan wadah pakai piring,
kenapa pakai piring kenapa tidak pakai baskom atau pakai daun saja . Memang
makan dengan wadah pakai baskom atau daun itu bisa juga dilakukan akan tetapi
kebiasaan itu dilakukan sudah lama berlalu saat ini kebiasaan yang baik itu
makan dengan wadah pake piring.
Apa
itu etika bisnis ?
Menurut
Velasquez, dalam Agus Arijanto bahwa etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah . Studi itu berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan, institusi, dan pelaku
bisnis (2011 :6) Ada juga yang menyebutkan bahwa etika bisnis adalah prinsip
dan standar moral yang dijadikan pedoman bagi perilaku dalam dunia bisnis.
Prinsip
umum etika bisnis adalah prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis
yang baik yang sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai
manusia dan sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh
masing-masing masyarakat misalnya bisnis Jepang dipengaruhi oleh nilai
masyarakat Jepang, bisnis Amerika dipengaruhi oleh nilai masyarakat Amerika,
bisnis Indonesia dipengaruhi oleh nilai masyarakat Indonesia.
v
Prinsip yang berlaku dalam bisnis
adalah penerapan prinsip etika, umumnya antara lain :
1. Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar
sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada, namun
juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar
bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara
masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan, diantaranya adalah:
-
Memberikan produk dan jasa dengan
kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka.
-
Memperlakukan pelanggan secara
adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi
dan memperbaiki ketidakpuasan mereka.
-
Membuat setiap usaha menjamin
mengenai kesehatan dan keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga kelangsungannyadan
ditingkatkan terhadap produk dan jasa perusahaan.
-
Perusahaan harus menghormati
martabat manusia dalam menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya
terbaik. karena kebebasan adalah unsur hakiki dari prinsip
otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah
prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum
menjamin bahwa seseorang bertindak secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah tanggungjawab, karena
selain sadar akan kewajibannya dan
bebas dalam mengambil keputusan dan tindakan
berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa
mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan adanya pertimbangan moral). Kesediaan
bertanggungjawab merupakan ciri khas
dari makhluk bermoral, dan tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga tentunya
pada stakeholder.
2. Prinsip
Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama
jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan modal utama
untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan komersial, material, maupun moril.
Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup
kegiatan bisnis yang berkaitan
dengan kejujuran:
-
Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini
secara a priori saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin
lagi pihak yang dicuranginya mau
bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas
berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
-
Kejujuran relevan dengan
penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga
yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa
tertipu, tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen
tersebut beralih ke produk lain.
-
Kejujuran relevan dalam hubungan
kerja intern dalam suatu perusahaan yaitu
antara pemberi kerja
dan pekerja, dan berkait dengan
kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
3. Prinsip
Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap
orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada
pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu
teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
-
Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara
individu atau kelompok masyarakat dengan
negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan hukum
yang berlaku. Secara khusus dalam
bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan
semua pelaku ekonomi, negara menjamin
kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis
yang berlaku secara sama bagi semua
pelaku bisnis.
-
Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan
yang adil antara orang yang satu dan yang
lain. Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara dan warga
negara, dan hubungan horizontal antar warga
negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu
menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
-
Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan
ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang
merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
4.
Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle)
Prinsip
ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip
ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu win-win
situation.
Prinsip keadilan menuntut agar tidak
ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, maka prinsip saling
menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak
berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama
mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Tujuan utama dari kegiatan bisnis
asalah untuk memperoleh keuntungan. Produsen ingin agar banyak orang membeli
atau menggunakan produk-produknya. Konsumen ingin mendapat barang dan jasa yang
menguntungkan dalam bentuk harga dan kualitas yang baik. Karena itu, bisnis
memang seharusnya dijalankan dengan saling menguntungkan, menguntungkan
produsen sekaligus menguntungkan konsumen.
Dengan kata lain, prinsip saling menguntungkan
menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua
pihak yang terlibat di dalam bisnis tersebut.
5. Prinsip
Integritas Moral (Moral Integrity
Principle)
Prinsip
integritas moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisns
agar ia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya dan nama baik
perusahaannya. Prinsip ini mengandung sebuah imperatif moral yang berlaku bagi
diri pelaku bisnis dan perusahaannya untuk berbisnis sedemikian rupa agar tetap
menjadi yang paling unggul dan tetap dapat dipercaya. Dengan kata lain, prinsip
in merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku bisnis dan perusahaan
untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Hal tersebut tercermin dalam
seluruh perilaku pelaku bisnis dengan semua pihak, baik pihak internal
perusahaaan maupun pihak eksternal perusahaan.
v Dalam etika bisnis antara lain dibahas mengenai bagaimana
pebisnis harus :
- Memperhatikan konsumen dan keselamatannya dalam membuat produk.
- Memperhatikan lingkungan sekitar sebagai wujud corporate social responsibility.
- Membuat iklan yang tidak menyesatkan konsumen.
- Memperhatikan pegawainya.
- Hal-hal lain yang berkaitan dengan bisnisnya.
B.
Tanggungjawab
Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung
jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu
konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah
memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era
dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih
penting daripada sekedar profitability. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi
perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen
dampak (minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya. CSR berhubungan erat dengan
pembangunan berkelanjutan, di mana suatu organisasi dalam melaksanakan
aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan hasil dan
keuntungan yang akan diperoleh, melainkan juga harus melihat dampak sosial dan
lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun
untuk jangka yang lebih panjang.
CSR
akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari
orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi
Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan
CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan
sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan
peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan,
pelaksanaan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban
sosial.
Pemerintah
dapat mengambil peran penting tanpa harusmelakukan regulasi di tengah situasi
hukum dan politik saat ini. Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan
yang dialami Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan
krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan
bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan masukan pihak yang kompeten.
Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada
kalangan bisnisyang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga
dapatmengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompoklain
agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkanproses
manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
CSR
akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau
meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas)
atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif
perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya
pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan
kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen
di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus
menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang
menguntungkan semua pihak, konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah
lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan
dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
v
Peranan Tanggungjawab Sosial
Perusahaan atau CSR
Untuk
tetap menjadi perusahaan yang kompetitif dan selalu diterima, maka hendaknya
suatu perusahaan hendaknya bertanggung jawab kepada :
a. Tanggung jawab terhadap Pelanggan
Tanggung
jawab perusahaan kepada pelanggan jauh lebih luas daripada hanya menyediakan
barang atau jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan
menjual produknya, yang akan didiskusikan kemudian.
- Praktik tanggung jawab produksi
Produk
sebaiknya dihasilkan dengan cara yang menjamin keselamatan pelanggan. Produk
sebaiknya memiliki label peringatan yang semestinya guna mencegah kecelakaan
yag dapat ditimbulkan dari penggunaan yang salah. Untuk beberapa produk,
informasi mengenai efek samping yang mungkin terjadi perlu disediakan.
- Praktik Tanggung Jawab Penjualan
- Perusahaan perlu petunjuk yang
membuat karyawan tidak berani menggunakan strategi penjualan yang terlalu
agresif atau advertensi yamg menyesatkan dan juga memakai survei kepuasan
pelanggan untuk meyakinkan bahwa pelanggan diperlakukan dengan semestinya oleh
karyawan bagian penjualan.
- Cara Perusahaan Menjamin Tanggung
Jawab Sosial kepada Pelanggan Perusahaan dapat menjamin tanggung jawab sosial
kepada pelanggannya dengan beberapa tahap yaitu:
1) Ciptakan kode etik. Perusahaan dapat
menciptakan kode etik bisnis yang memberikan serangkaian petunjuk untuk
kualitas produk, sekaligus sebagai petujuk bagaimana karyawan, pelanggan, dan
pemilik seharusnya dipelihara.
2) Pantaulah semua keluhan. Perusahaan
harus yakin bahwa pelanggan mempunyai telephone yang dapat mereka hubungi
apabila mereka mempunyai keluhan mengenai kualitas produk atau bagaimana mereka
diperlakukan oleh para karyawan. Perusahaan dapat berusaha mencari sumber
keluhan dan harus dapat menyakinkan bahwa problem tersebut tidak timbul lagi.
3) Umpan balik (feedback) pelanggan.
Perusahaan dapat meminta pelanggan untuk memberikan umpan balik atas barang
atau jasa yang mereka beli akhir-akhir ini, walaupun pelanggan tidak
menghubungi untuk memberikan keluhan. Proses ini dapat mendeteksi beberapa
masalah lain dengan kualitas produk atau cara perlakuan terhadap pelanggan.
- Cara Konsumerisme Menjamin Tanggung Jawab
terhadap Pelanggan. Tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan didorong tidak
hanya oleh perusahaan, tetapi juga oleh sekelompok konsumen tertentu.
Konsumerisme mewakili permintaan kolektif pelanggan dimana bisnis memenuhi
kebutuhan mereka.
- Cara Pemerintah Menjamin Tanggung
Jawab terhadap Pelanggan
Sebagai
tambahan dari kode tanggung jawab perusahaan dan gelombang konsumerisme,
pemerintah cenderung menjamin tanggung jawab kepada pelanggan dengan berbagai
hukum atas keamanan produk, iklan,dan kompetisi industry.
b. Tanggung Jawab terhadap Karyawan
Bisnis
mempunyai sejumlah tanggung jawab terhadap karyawan. Pertama, mereka mempunyai
tanggung jawab untuk menciptakan lapangan pekerjaan jika mereka ingin tumbuh.
Perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap karyawannya guna memastikan
keselamatan mereka, perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain, dan peluang
yang setara.
- Keselamatan Karyawan
Perusahaan
memastikan bahwa tempat kerja aman bagi karyawan dengan memantau secara ketat
proses produksi. Beberapa tindakan pencegahan adalah memeriksa mesin dan
peralatan guna memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik, mengharuskan
digunakannya kacamata keselamatan atau peralatan lainnya yang dapat mencegah
terjadinya cedera, dan menekankan tindakan pencegahan khusus dalam
seminar-seminar pelatihan.
- Perusahaan yang menciptakan
lingkungan kerja yang aman mencegah terjadinya cedera dan meningkatkan moral
karyawan. Banyak perusahaan saat ini mengidentifikasikan keselamatan tu di
tempat kerja sebagai salah satu tujuan utamanya. Pemilik perusahaan mengakui
bahwa perusahaan akan mengeluarkan biaya guna memenuhi tanggung jawab seperti
keselamatan karyawan. Usaha perusahaan untuk menyediakan lingkungan kerja yang
aman mencerminkan biaya penting dalam menjalankan usaha.
- Perlakuan yang semestinya oleh
karyawan lain
Perusahaan
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan semetinya
oleh karyawan lain. Dua masalah utama berkaitan dengan perlakuan karyawan
adalah keragaman dan pencegahan terjadinya pelecehan seksual.
- Keragaman, tidak hanya terbatas pada
jender dan suku. Karyawan dapat berasal dari latar belakang yang sepenuhnya
berbeda dan memiliki keyakinan yang berbeda, sehingga dapat menimbulkan konflik
ditempat kerja. Banyak perusahaan memcoba untuk mengintegrasikan karyawan
dengan latar belakang yang berbeda agar mereka belajar bekerja sama guna
mencapai tujuan bersama perusahaan sekalipun merka memiliki pandangan yang
berbeda mengenai masalah-masalah di luar kerja. Banyak perusahaan merespons
terhadap meningkatnya keregaman antar karyawan dengan menawarkan seminar
mengenai keregaman, yang menginformasikan kepada karyawan mengenai keregaman
budaya.
-
Pencegahan terjadinya
pelecehan seksual. Masalah lain di tempat kerja adalah seksual (sexual
harassment), yang melibatkan komentar atau tindakan yang bersifat seksual tidak
di terima. Perusahaan cenderung mencegah pelecehan seksual dengan memberikan
seminar mengenai hal tersebut. Misalnya,
seorang karyawan mungkin akan membuat suatu paksaan seksual terhadap karyawan
lain dan menggunakan kepuasaan pribadi dalam perusahaan untuk menakuti status
pekerjaan lain. Seperti, seminar deversitas. Seminar ini dapat menolong
karyawan menyadari bagaimana suatu pernyataan atau perilaku mungkin dapat
menyinggung perasaan karyawan lain. Seminar ini tidak hanya suatu tindakan
tanggung jawab terhadap karyawan tetapi juga dapat memperbaiki produktivitas
perusahaan dengan menolong karyawan merasa kerasan dan nyaman.
c. Tanggung Jawab kepada Pemagang Saham
(Investor)
Perusahaan
bertanggung jawab untuk memuaskan pemiliknya (para pemegang saham). Karyawan
dapat tergoda untuk membuat keputusan yang memuaskan kepentingan mereka sendiri
dan bukannay kepentingan pemilik saham. Misalnya saja, bebrapa karyawan
megambil uang perusahaan untuk kepentingan pribadinya dan bukan kepentingan perusahaan. investor yang
dikenal sebagai pedagang dalam telah memilihcara-cara tidak etis untuk
meningkatkan kesehatan financial mereka sendiri. Perdangan dalam (insider
trading) melibatkan orang dalam yang menggunakan informasi rahasia perusahaan
untuk memperkaya diri sendiri atau keluarga dan teman-teman mereka. Sebuah
kasus yang terjadi pada Martha Steward, meskipun Steward tidak pernah dituntut
dengan perdagangan dalam, ia diputuskan bersalah karena otoritas yang
menyelediki kemungkinan adanya perdagangan sejenis.
Konflik
dalm usaha untuk memastikan Tanggung jawab. Mengaitkan kompemsasi karyawan
dengan kinerja perusahaan dapat menyelesaikan sebagian dari konflik kepentingan
tetapi menciptakan masalah lainnya. Terdapat banyak kasus perusahaan yang
menyesatkan investor potensial maupun investor yang ada saat ini dengan sengaja
tidak menyebutkan informasi relevan yang dapat membuat saham mereka menjadi
jatuh. Selain itu, terdapat banyak kasus perusahaan yang menerbitkan estimasi
pendapatan dan laba yang terlau dibesar-besarkan. Ketika perusahaan menyesatkan
investor dengan menciptakan pandangan yang terlalu optimistis terhadap kinerja
potensialnya, perusahaan dapat menyebabkan investor membayar terlau banyak
untuk saham perusahaan. Harga saham tersebut kemungkinan besar akan turun
ketika kondisi kuangan perusahaan yang sebenarnya terlihat.
Investor
menjadi lebih curiga terhadap laporan keuangan perusahaan sekarang ketika
mereka menyadari bahwa beberapa perusahaan mungkin terlibat dalam pelaporan
yangtidak etis. Beberapa perusahaan telah mengambi inisiatif untuk mengurangi
kecurigaan dengan menyediakan laporan keuangan yang lebih lengkap yang juga
lebih dapat dipahami dan dapat diinterprestasikan dengan lebih mudah.
Bagaimana
Pemegang Saham Memastikan Tanggung Jawab. Pemegang saham untuk mempengaruhi
kebijakan manejemen perusahaan. Pemegang saham telah sangat aktif khususnya
ketika mereka tidak puas dengan gaji ekskutif perusahaan atau kebijakan
lainnya.
Pemegang
saham yang paling aktif adalah investor institusional (institusional investors), atau lembaga keuangan yang
membeli sejumlah besar saham. Jika satu investor institusional yakin bahwa perusahaan dikelola dengan buruk,
maka investor tersebut dapat mencoba untuk eksekutif perusahaan dan menyatakan
ketidakpuasannya. Investor tersebut juga dapat mencoba berkolaburasi dengan
investor institusional lain yang juga memiliki sejumlah besar saham perusahaan.
Hal ini memberikan kekuasaan yang lebih besar untuk melakukan negosiasi karena
eksekutif perusahaan kemungkinan besar akan mendengarkan investor institusional
yang secara kolektif memiliki sejumlah besar saham perusahaan. Investor
institusional tidak mencoba mendikte bagaimana perusahaan seharusnya dikelola.
Melainkan, mereka mencoba untuk memastikan bahwa menejer perusahaan mengambil
keputusan kepentingan seluruh pemegang saham.
d. Tanggung Jawab terhadap Kreditor
Perusahaan
bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada kreditor. Jika
suatu perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak mampu memenuhi
kewajibannya, maka perusahaan tersebut harus menginformasikan hal ini kepada
kreditornya. Suatu perusahaan memiliki insentif yang kuat untuk memenuhi
tanggung jawabnya terhadap kreditor. Jika perusahaan tidak membayar utangnya
kepada kreditor, perusahaan tesebut dapat dipaksa pailit.
e. Tanggung Jawab terhadap lingkungan
Kualitas
lingkungan adalah kebaikan publik, dimana setiap orang menikmatinya tanpa
peduli siapa yng membayar untuknya. Jika suatu produk yang dihasilkan suatu
perusahaan tentunya membawa dampak negative tehadap lingkungan (pencemaran
lingkungan) seperti, polusi udara, tanah dan air. Dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Polusi udara
Beberapa
proses produksi menimbulkan polusi udara yang sangat berbahaya bagi lingkungan
masyarakat karena bias menimbulkan penyakit dan saluran pernapasan. Contonya
seperti, polusinya kendaraan, produksi
bahan bakar dan baja.
Suatu
perusahaan tentunya mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu produknya yang baik dengan begitu mereka berusaha agar
yang dihasilkan tidak membahayakan lingkungan, contoh pada perusahaan otomotif
dan baaja telah mengurangi polusi udara dengan mengubah proses produksinya
sehingga lebih sedikit karbon dioksida yang dilepaskan ke udara.
Peranan pemerintah dalam mencegah
polusi udara. Pemerintah juga terlibat dalam memberlakukan pedoman tertentu yang
mengharuskan perusahaan untuk membatasi jumlah karbon dioksida yang ditimbulkan
olehproses produksi. Pada tahun 1970, Environmental Protection Agency (EPA),
diciptakan untuk mengembangkan dan memberlakukan standar polusi.
- Polusi Tanah
Tanah
telah terpolusi oleh limbah yang beracun yangn tida dihasilkan dari beberapa
proses produksi. Akibatnya tanah akan rusak tidak subur dan akan berdampak
buruk bagi pertanian.
Dengan
begitu perusahaan harus mempunyai suatu strategi yang mengarah pada pencegahan
terhadap polusi tanah. Misalkan, perusahaan merevisi produksi dan pengemasan
guna mengurangi jumlah limbah. Perusahaan juga harus menyimpan limbah
beracunnya ditempat yang khusus untuk limbah beracun dan perusahaan juga bias
mendaur ulang membatasi penggunaan bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi
limbah padat. Ada banyak perusahaan yang memiliki program lingkungan yang
didesain untuk mengurangi kerusakan lingkuperngan. Contoh, perusahaan Homestake
Mining Company mengakui bahwa operasi penambangannnya merusak tanah, sehingga
perusahaan tersebut mengelurkan uang untuk meminimalkan dampak terhadap
lingkungan.
- Polusi Air / Pencemaran Air
Pencemaran
air mengacu pada perubahan fisik, biologi, kimia dan kondisi badan air yang
akan mengganggu keseimbangan ekosistem.Seperti jenis polusi, hasil polusi air
bila jumlah besar limbah yang berasal dari berbagai sumber polutan tidak dapat
lagi ditampung oleh ekosistem alam.
Sebenarnya
ada alasan tertentu yang berada di belakang apa yang menyebabkan pencemaran
air. Namun, penting untuk membiasakan diri dengan dua kategori utama pencemaran
air, polusi beberapa datang langsung dari lokasi tertentu seseorang. Jenis
polusi disebut pencemaran sumber titik seperti pipa air tercemar limbah yang
mengalir ke sungai dan lahan pertanian.
Sementara
itu, polusi sumber non-titik adalah polusi yang berasal dari daerah-daerah
besar seperti bensin dan kotoran lain dari jalan raya yang masuk ke danau dan
sungai. Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah menyebabkan masalah
kesehatan lingkungan yang serius dan merupakan polutan yang berasal dari bahan
kimia dan proses industri. Ketika pabrik-pabrik dan produsen menuangkan bahan
kimia dan limbah ternak langsung ke sungai dan sungai, air menjadi beracun dan
tingkat oksigen yang habis menyebabkan banyak organisme air mati. Limbah ini
termasuk pelarut dan zat-zat beracun. Sebagian besar limbah tidak
biodegradable. tanaman Power, pabrik kertas, kilang, pabrik-pabrik mobil
membuang sampah ke sungai. Jadi suatu perusahaan sangat berperan penting dalam
menengani masalah tersebut dengan melakukan penilitian dan strategi untuk
mencegah terjadinya polusi air.
Jadi
pada prinsipnya perusahaan harus melakukan ada dua cara untuk menanggulangi
pencemaran, yaitu penanggulangan non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu usaha
untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan
perundang-undangan yang dapat merencanakan,mengatur dan mengawasi segala macam
bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran.
Peraturan perundangan ini hendaknya dapat smemberikan gambaran secara jelas
tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya AMDAL, pengaturan
dan pengawasan kegiatan, serta menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan
penanggulangan secara teknis bersumber kepada industri terhadap perlakuan
buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah
alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
f. Tanggung Jawab terhadap Komunitas
Suatu
perusahaan ketika mendirikan basisnya
di suatu komunitas, maka perusahaan
tersebut menjadi bagian dari komunitas itu dan mengandalkan komunitas tersebut
sebagai pelanggan dan karyawannya. Perusahaan mendemonstrasikan acara-acara
local atau memberikan sumbangan ke yayasan local, misalkan perusahaaan yang
telah mendonasikan dana ke unversitas-universitas.
Untuk
perusahaan multinasional, komunitas perusahaan adalah lingkungan
internasionalnya. Ada banyak perusahaan yang terlibat dengan bisnis
internasionalnya misalnya sumbangan-sumbangan untuk bencana alam, seperti
tsunami, gempa.
Konflik
dengan memaksimalkan tanggung jawab sosial, keputusan para manajer perusahaan
yang memaksimalkan tanggung jawab sosial dapat konflik dengan memaksimalkan
nilai perusahaan. Biaya yang melibatkan dalam mencapai tujuan akan harus
dibebankan kepada pelanggan. Jadi, kecerendungan memaksimalkan tanggung jawab
sosial terhadap komunitas akan mengurangi kemampuan perusahaan menyediakan
produk dengan harga wajar kepada konsumen. Sebagai konsekuensi, masyarakat dan
pemegang saham biasa mendapat keuntungan dari mendukung sosial tersebut.
Apabila suatu perusahaan dapat mengidentifikasikan secara tepat suatu gerakan
sosial yang ada hubungannya dengan bisnisnya, maka dapat secara bersamaan
memberikan konstribusi kepada masyarakat dan memaksimalkan ni lai perusahaan.
Misalnya, suatu manufaktur sepatu dapat mensponsori lomba lari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar