MAKALAH PEMBANGUNAN DI INDONESIA DAN TUJUAN
MDG’s
Disusun sebagai persyaratan tugas ekonomi pembangunan
Dosen : Dr.Mamik
Indaryani,MS
Disusun
oleh Kelompok 3 / 1P :
1. Tri
Wahyu Rudiyanto
2. Lintang
Jati Panatas
3. Muh
Bagus Maulana
4. M.Aulal
Faqih
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2015 / 2016
DAFTAR ISI
Halaman judul ……………………………………………………………………………………………
Daftar isi ………………………………………………………………………………………………….
Kata pengantar …………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar
belaang …………………………………………………………………………………….
2.
Rumusan
Masalah ………………………………………………………………………………
3.
Tujuan
Masalah …………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian pembanguan dan MDGs………………………………………………………………
2. Tujuan MDGs……………………………………………………………………………………..
2.1 Menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan…………………………………………………
2.2 Mencapai
pendidikan dasar untuk semua kalangan ……………………………………….
2.3 Mendorong
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan…………………………….
2.4 Menurunkan
angka kematian anak…………………………………………………………
2.5 Meningkatkan
kesehatan ibu……………………………………………………………….
2.6 Memerangi
HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya………………………….
2.7 Memastikan
kelestarian lingkungan hidup…………………………………………………
2.8 Mengembangkan
kemitraan global untuk pembangunan…………………………….……
3.
Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia………………………………………………………
4. Kontroversi…………………………………………………………………………………………
5. Tekad Indonesia Mencapai
MDGs…………………………………………………………………
6. Program-program pencapaian
MDGs di Indonesia……………………………………………….
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan …………………………………………………………………………………………
2.Saran………………………………………………………………………………………………..
3.Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………..
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “PEMBANGUNAN DI INDONESIA DAN TUJUAN MDG’s“ pada mata kuliah
ekonomi pembangunan. Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang
sangat wajar dan diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu berusaha
mencarinya dan tak jarang menggunakan cara – cara yang tidak semestinya dan
bisa berakibat buruk. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada
junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas
petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang
benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah
membantu saya memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada
search engine google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Saya
dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun
makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga melalui
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Kudus
,12 April 2016
(kelompok 3)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan ekstrem
posisi awal tahun 1990 20,6 persen telah bergeser 7,5 persen pada tahun 2010. Indonesia
bertekad dapat mencapai MDGs pada 2015. Beberapa target dari tujuan MDGs yang
perlu kerja keras antara lain; menuntaskan kemiskinan nasional, memberikan
ruang kepada pekerja perempuan untuk lebih berkontribusi, Penyediaan air minum
perpipaan untuk perkotaan dan perdesaan, menuntaskan kekurangan gizi pada anak.
Untuk hal semuanya perlu Inovasi pelaksanaan MDGs dengan membuka kesempatan
kepada pihak terkait seperti kepala daerah, lembaga-lembaga masyarakat untuk
partisipasi dalam mewujudkan target dari tujuan MDGs.
Pada zaman modern ini, masyarakat lebih memperhatikan
dirinya sendiri dan Kepentingan kelompoknya. Seperti ketika dihadapkan pada
pertanyaan, “apa yang anda Inginkan di masa depan?”, setiap orang akan menjawab
kekayaan atau keluarga yang bahagia. Dan jarang sada yang menjawab ingin
membahagiakan orang lain, membantu yang miskin.melalui fakta yang ada, masih
banyak terdapat rakyat miskin di suatu negara dan mereka kurang mendapat
perhatian. Mereka masih hidup dalam lingkungan yang buruk,kurang bersih,
tidak mendapatkan hidup yang layak, gizi yang buruk, dan mudah sekali
terjangkit penyakit menularberbahaya.oleh karena itu, pbb membuat program
millennium development goals yangbertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan
yang ada. Dan juga penyetaraan penyediaan obat,pelayanan kesehatan, dan memperoleh sumber daya alam dengan cukup.
2. Rumusan Masalah
- Apa pengertian MDGs ?
- Apa tujuan dari MDGs ?
- Apa tujuan pembangunan MDGs ?
3. Tujuan Masalah
- Mengetahui apa pengertian MDGs
- Mengetahui apa tujuan MDGs
- Mengetahui tujuan pembangunan MDGs.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
pembanguan dan MDGS BAGUS
Pembangunan
nasional Indonesia
adalah paradigma Pembangunan yang terbangun atas pengalaman Pancasila yaitu pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan
Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya. Dari amanat tersebut disadari
bahwa pembangunan
ekonomi bukan
semata-mata proses ekonomi, tetapi suatu penjelmaan pula
dari proses perubahan politik, sosial, dan budaya yang meliputi bangsa, di dalam
kebulatannya. Pembangunan Nasional merupakan cerminan kehendak terus-menerus
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia
secara adil dan merata, serta mengembangkan
kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis
berdasarkan Pancasila.
Millennium Development
Goals
atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan
dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada
September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada
2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia
yang terurai dalam Deklarasi Milenium,
dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan
dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September
2000 tersebut.
Pemerintah Indonesia
turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan
menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara
masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan
pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur
untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
Penandatanganan deklarasi
ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari
separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk
menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua
tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi
hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun
2015. RUDI
2. Tujuan MDGs lintang
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September
2000 menyetujui agar semua negara:
v Menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan
·
Pendapatan populasi dunia sehari
$10000.
·
Menurunkan angka kemiskinan.
Indonesia telah
berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh indikator USD
1,00 per kapita per-hari, menjadi setengahnya.
Kemajuan juga telah dicapai dalam upaya untuk lebih menurunkan lagi tingkat
kemiskinan, sebagaimana
diukur oleh garis kemiskinan nasional dan dari tingkat saat ini sebesar 13,33
persen (2010) menuju targetnya 8 – 10 persen pada tahun 2014. Prevalensi
kekurangan gizi pada balita telah menurun dari 31 persen pada tahun 1989
menjadi 18,4 persen pada tahun 2007, sehingga Indonesia diperkirakan dapat
mencapai target MDGs sebesar 15,5 persen pada tahun 2015.
v Mencapai pendidikan
dasar untuk semua kalangan
·
Setiap penduduk dunia mendapatkan
pendidikan dasar.
Upaya Indonesia
untuk mencapai target MDGs tentang pendidikan dasar dan melek huruf sudah
menuju pada pencapaian target 2015 (on-track). Bahkan Indonesia menetapkan pendidikan
dasar melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah menengah pertama sebagai
sasaran pendidikan dasar universal. Pada tahun 2008/2009 angka
partisipasi kasar (APK) SD/MI termasuk paket A telah mencapai 116,77 persen dan
angka partisipasi murni (APM) sekitar 95,23 persen. Padatingkat sekolah dasar
(SD/MI) acara umum disparitas partisipasi pendidikan antarprovinsi semakin
menyempit dengan APM di hampir semua provinsi telah mencapai lebih dari 90,0 persen.
v Mendorong
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
- Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.
- Usaha untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
telah dicapai dan hasilnya telah meningkatnya kesetaraan
gender disemua jenjang dan jenis pendidikan. Rasio angka partisipasi murni
(APM) perempuan terhadap laki-laki disekolah dasar dan sekolah menengah pertama
berturut-turut sebesar 99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan rasio melekm huruf
perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun telah
mencapai 98,85.
v Menurunkan angka
kematian anak
- Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.
Menurunkan angka
kematian anak telah menunjukkan angka yang signifikan dari 68 pada tahun 1991
menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar 23
per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 doperkirakan dapat tercapai. Target kematian
anak diperkirakan akan dapat tercapai.
v Meningkatkan
kesehatan ibu
- Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
Di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (MMR/maternal
Mortality Rate) menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup, sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Upaya menurunkan angka
kematian ibu didukung pula dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan
menurunkan unmet need yang dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
v Memerangi HIV/AIDS,
malaria, dan penyakit menular lainnya
- Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di
Indonesia, terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik
dan pekerja seks. Jumlah
kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di Indonesia meningkat dua kali lipat antara
tahun 2004 dan 2005. Angka kejadian malaria per-1000 penduduk manurun dari 4,8
pada tahun 1990 menjadi 1,85 pada tahun 2009. Sementara itu, pengendalian
penyakit Tuberkulosis yang meliputi penemuan kasus dan pengobatan telah
mencapai target.
v Memastikan
kelestarian lingkungan hidup
- Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
- Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.
- Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.
v Mengembangkan
kemitraan global untuk pembangunan
- Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
- Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
- Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.
- Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
- Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
- Dalam kerja sama dengan pihak “pharmaceutical”, menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang
- Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
3. Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia
Setiap
negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat
laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu
dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya
yang ditulis dalam bahasa Indonesia
dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa kepemilikan
pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Pembangunan Milenium ini
menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan
manusia yang terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan menganalisa
kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi
kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan
dan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan
ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah
minimum regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa
Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun,
pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.
Kini
MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai
dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun
pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan
kerja keras serta kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani,
pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan
dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan.
Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara
berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia
dan Pasifik.
4. Kontroversi
Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan
Milenium pada tahun 2015 akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga
harus menanggung beban pembayaran utang yang sangat besar. Program-program MDGs
seperti pendidikan, kemiskinan, kelaparan, kesehatan, lingkungan hidup,
kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan membutuhkan biaya yang cukup
besar. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan,
per 31 Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi
pada tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54
triliun (2015) rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah
pembayaran utang Indonesia, baru menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70
triliun. tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah pembayaran utang Luar Negeri,
Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs.
Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on
Indonesian Development (INFID)
Don K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara
Selatan untuk mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan
bukan utang, tanpa syarat dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA
(official development assistance) yang tidak bermanfaat untuk Indonesia.
Menanggapi pendapat tentang kemungkinan Indonesia gagal mencapai tujuan MDGs
apabila beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian MDG pada
tahun 2015 serta beban pembayaran utang diambil dari APBN pada tahun 2009-2015,
Sekretaris Utama Menneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila
bisa dibuktikan MDGs tidak tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi
untuk bantu itu. Pada tahun 2010 hingga 2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi
utang. Beberapa negara maju telah berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary
consensus) untuk memberikan bantuan. Hasil kesepakatan yang didapat adalah
untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7 persen dari GDP mereka untuk membantu
negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih di bawah. Namun konsensus
ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara yang memenuhi
sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7 persen.
5. Tekad Indonesia Mencapai MDGs
Dengan menandatangani Deklarasi Milenium, Pemerintah
Indonesia berkomitmen untuk menempatkan MDG menjadi referensi penting dalam
pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan menggunakan
MDG sebagai bahan acuan dalam pembangunan, mulai dari tahap perencanaan seperti
yang dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
sampai tahap implementasi. MDG bahkan telah menjadi dasar perumusan Strategi
Penanggulangan Kemiskinan di tingkat nasional dan daerah.
Menyadari bahwa sumber pendanaan dalam negeri yang ada masih
belum mencukupi untuk membiayai program-program pembangunan, pemerintah
memandang penting dukungan dunia internasional bagi pelaksanaan pembangunan di
Indonesia. Hal ini dipertegas dengan adanya pernyataan dalam laporan MDG
Indonesia tahun 2005, bahwa bagi Indonesia, pelaksanaan tujuan ke-8 yaitu
“membangun kemitraan global untuk pembangunan” merupakan salah satu prasyarat
dalam mencapai tujuan ke-1 hingga ke-7. Kerjasama dan kerja keras berbagai
pelaku pembangunan, termasuk lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta serta
komunitas donor/lembaga internasional memegang peranan penting dalam mencapai
MDG.
Laporan Perkembangan MDG Kantor statistik PBB mengeluarkan
laporan rutin kemajuan MDG dengan menggunakan indikator-indikator yang telah
ditetapkan dalam mencapai target–target pembangunan di negara-negara
berkembang. UNDP (The United Nations Development Programme) membantu
negara-negara berkembang dalam membuat laporan dan rencana MDG di tingkat
negara. Monitoring di tingkat negara ini merupakan elemen penting dalam menilai
kemajuan MDG dan dapat membantu negara-negara berkembang menggunakan sumber
daya yang ada untuk dapat mencapai target.
Pemerintah Indonesia sendiri mengeluarkan laporan MDG
pertama kali pada tahun 2004. Di bawah kepemimpinan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas), berbagai elemen pemerintah dibantu oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) dan kelompok kerja PBB untuk MDG menyusun laporan MDG
dengan memanfaatkan sumber data yang tersedia, diantaranya dari Survei
Sosial-Ekonomi Nasional (Susenas), Sensus Penduduk, data-data dari Departemen
Kesehatan, Dinas Pendidikan Nasional serta sumber-sumber data lainnya. Tim
tersebut mengkaji kembali sumber-sumber data yang ada yang dipergunakan sebagai
indikator dalam mencapai MDG. Dengan dibuatnya laporan perkembangan MDG ini
diharapkan ada kesamaan persepsi tentang posisi Indonesia berkaitan dengan
sasaran MDG serta menetapkan sasaran yang harus dicapai di masa yang akan
datang. Laporan ini diperbaharui setiap tahun, sejak tahun 2004.
6. Program-program
pencapaian MDGs di Indonesia aulal
Ø Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri perkotaan dan perdesaan
Untuk
meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan
kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri mulai tahun 2007. Melaui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme
upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses
pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai
obyek melainkan sebagai subyek upaya penanggulangan kemiskinan PNPM Mandiri
dilaksanakan hingga tahun 2015. Hal ini
sejalan dengan target waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau
Millennium Development Goals (MDGs). Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar
pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia
mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut.
Ø Program keluarga Harapan
(PKH)
merupakan suatu program
penanggulangan kemiskinan. Program ini juga di jadikan sebagai salah satu
program yang menunjang pencapaian MDGs pada tahun 2015.Tujuan utama PKH adalah
membantu mengurangi kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya
manusia pada kelompok masyarakat sangat miskin.Tujuan tersebut sekaligus
sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs.
Ø
Inovasi Pencapaian MDGs.
Beberapa target dari Tujuan MDGs yang perlu dilaksanakan
dengan kerja keras antara lain adalah penurunan tingkat kemiskinan secara
nasional. Masih belum menunjukkan perubahan pada tahun 1990 sebesar 15,1 persen
pada tahun 2010 sebesar 15,4 persen. Ini merupakan tantangan dalam pencapaian
MDGs tahun 2015.Target penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dan
Balita menghadapi kendala karena penurunannya sangat lambat.
Keberhasilan pelaksanaan
berbagai upaya pencapaian MDGs sangat ditentukan oleh terlaksananya good
governance di tingkat Kabupaten/Kota yang memiliki otonomi dan tanggung jawab
sangat besar dalam era desentralisasi ini. Keberhasilan pencapaian tujuan MDGs
di Indonesia, perlu diberikan kesempatan kepada pemerintah daerah Kabupaten/Kota
untuk ikut aktif dalam melaksanakan kebijakan yang mengarah kepada pencapaian
MDGS.
Bentuk penghargaan sebagai sebuah keberhasilan adalah wujud
penghargaan dari sebuah Kinerja. Bisa di lakukan dalam bentuk AWARDS MDGs, atau
memfasilitasi dengan anggaran atau pembiayaan inovasi pelaksanaan MDGs.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Pencapaian MDGS dengan strategi pembangunan yang telah ada
akan lebih bermakna pencapaian tersebut dilakukan dengan partisipasi dari semua
pihak di Indonesiamulai dari Pemerintahan, LSM, Jajaran Swasta, Masyarakat umum
dan Masyarakat Sekolah. Sebuah gerakan dalam rangka mewujudkan pencapaian MDGs
pada tahun 2015 dapat dilakukan dengan mengadakan kompetisi antara daerah
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
b. Saran
Adapun saran Penulis adalah Sebagai Mahasiswa yang berada
dijenjang pendidikan Kesehatan Masyarakat, wajib peduli dan mengetahui 8 tujuan
pokok dari hasil dekradasi MDGs 2015. Serta mengaplikasikannya ke masyarakat
sebagai dasar pencapaian MDGs dalam diri peribadi maupun dalam sebuah instansi
terkait.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Documents%20and%20Settings/user/My%20Documents/Downlos
fisip2012 6.pdf
BAPPENAS,2010;
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia 2010; Kementrian
Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. ISBN-979 3764-64-1.
Badan
Pusat Statistik (1009) Survei Sosial Ekonomi Nasional 2009, Jakarta.
Bank
Indonesia (2009) Laporan Perekonomian Indonesia 2009.Jakarta.
UPPKH
Pusat, 2007; Pedoman Umum PKH Jakarta.
Pusdiklat
Kesos, 2007, Model Diklat OT PKH, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar