Minggu, 25 Februari 2018

MAKALAH BIAYA PENGGUNAAN MODAL (COST OF CAPITAL)


MAKALAH BIAYA PENGGUNAAN MODAL
(COST OF CAPITAL)
Disusun Sebagai Persyaratan Tugas Manajemen keuangan II
Dosen : Drs.Mohammad Masruri.SE,MM
 

Disusun oleh Kelompok 5 :
1.      Muh Bagus Maulana                      (201511100)
2.      Hapsari Hayuningtyas                    (201511109)
3.      Wita Marliana                                 (201511123)
4.      Putri Haniatun Nafisa                    (201511149)
5.      Abu Dzar Al Ghifary                      (201511167)
6.      Elly Sulistyowati                              (201511182)
7.      Tri Wahyu Rudiyanto                    (201511184)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2016/2017
KATA PENGANTAR
     Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MAKALAH BIAYA PENGGUNAAN MODAL (COST OF CAPITAL)“ pada mata kuliah Manajemen keuangan II. Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak jarang menggunakan cara – cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW  atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu saya memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Saya dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


  
                                     Kudus , 10 Oktober 2017

                                                                                                                                                                                                       (kelompok 5)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang penting:
Ø  Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan sedangkan penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal
Ø  kedua, struktur keuangan mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan Pengetahuan tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini diperngaruhi oleh leverage keuangan, akan berguna dalam pengambilan keputusan dibidang struktur modal
Ø  ketiga, sejumlah keputusanseperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan biaya modal.
Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate" yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan biaya modal ( cost of capital )?
2.      Apa yang di maksud dengan biaya penggunaan dana dari berebagai sumber dana secara individuil ?
3.      Apa yg di maksud dengan biaya penggunaan modal secara keseluruhan ?
4.      Apa fungsi biaya modal dalam penggunaan berbagai metode pemilihan investasi ?

C.    Tujuan perumusan masalah

1.      Menggetahui apa yang di maksud dengan biaya modal ( cost of capital ).
2.      Mengetahui apa yang di maksud dengan biaya penggunaan dana dari berebagai sumber dana secara individuil .
3.      Mengetahui apa yg di maksud dengan biaya penggunaan modal secara keseluruhan .
4.      Mengetahui apa fungsi biaya modal dalam penggunaan berbagai metode pemilihan investasi .






BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal.
Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Menurut Mulyadi (2001;8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis  yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Masiyah Kholmi, Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.
B.    Pengertian Modal
Modal memiliki cukup banyak pengertian juga dengan jenis-jenisnya. Dengan mengetahui pengertian dan jenis-jenis modal, diharapkan aktifitas perusahaan anda akan berjalan dengan maksimal. Modal adalah hal yang sangat vital bagi sebuah perusahaan. Tidak hanya perusahaan besar, perusahaan skala kecil pun memiliki keharusan untuk memiliki modal. Namun apakah anda sudah mengerti dengan jelas apakah pengertian dari modal serta jenis-jenisnya? Pengetahuan tentang pengertian modal dan jenis-jenis modal sangat penting agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Dari sisi pengertian, Modal memiliki banyak pengertian yang bisa dijadikan acuan. Salah satunya adalah pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yang menerangkan bahwa Modal adalah: “Barang yang biasa digunakan sebagai sebuah dasaran atau bahan sebuah pekerjaan.“ Sesuai penjelasan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ini anda akan mengetahui bahwa modal bersifat umum dan tidak terikat hanya kepada uang tapi juga barang bahkan tenaga yang bisa digunakan untuk melakukan sebuah pekerjaan. (Baca juga: Cara membuat jurnal penyesuaian perusahaan jasa)
selain penjelasan dari KBBI diatas, para ahli juga memiliki penjelasan dan pengertian tersendiri tentang modal. Beberapa ahli yang menerangkan tentang modal adalah:
Menurut Bambang Riyanto menjelaskan pengertian modal sebagai hasil dari sebuah proses produksi yang dapat digunakan kembali sehingga proses produksi dapat berjalan kembali. Bambang Riyanto sendiri merupakan seorang penulis buku Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan yang membahas tentang manajemen keuangan sebuah perusahaan.         
Berbeda dengan pendapat Bambang Riyanto, Lawrence J.Gitman yang sudah menulis buku berjudul Fundamental of Investing (1996) dan Principles of Manegerial Finance (2000), menjelaskan pengertian modal sebagai pinjaman untuk jangka waktu yang panjang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
Berbeda dari Lawrence dan Bambang, Munawir menjelaskan pengertian modal secara berbeda. Menurutnya, modal adalah kekayaan sebuah perusahaan. Kekayaan ini, menurutnya, dibagi menjadi kekayaan yang berasal dari luar perusahaan ataupun disetor dan kekayaan hasil aktifitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri.




BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Biaya Penggunaan Modal "Cost Of Capital"
Konsep "Cost of Capital" (Biaya penggunaan modal atau biaya modal) merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. Kebanyakan orang menganggap bahwa biaya penggunaan utang adalah sebesar tingkat bunga yang ditetapkan dalam kontrak (contractual interest). Hal ini benar kalau jumlah uang yang diterima sama besarnya dengan jumlah nominal utangnya Tetapi sering terjadi bahwa jumlah uang yang diterima itu lebih kecil daripada jumlah nominal utangnya. Dalam hal yang demikian biaya penggunaan utang yang secara riil harus ditanggung oleh penerimaan kredit atau "harga kreditnya" (cost of debt) adalah lebih besar daripada tingkat bunga menurut kontrak.
Demikian pula kalau kita memenuhi kebutuhan dana dengan mengeluarkan saham preferen. Dalam hal jumlah hasil penjualan saham preferen lebih kecil daripada harga nominalnya, besarnya biaya penggunaan modal dari saham preferen atau biaya saham preferen (Cost of preferred stock) adalah lebih besar daripada tingkat dividen yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kalau perusahaan menggunakan dana yang berasal dari laba ditahan (retained earning) haruslah disadari bahwa itupun ada biayanya, yaitu sebesar "rate of return" (tingkat pendapatan investasi) yang diharapkan diterima oleh para investor kalau mereka menginvestasikan sendiri atau "rate of return" yang diharapkan diterima dari saham (expected rate of return on the stock). Biaya penggunaan modal yang berasal dari laba ditahan disebut "Cost of retained earning". Dengan demikian konsep Cost of capital tersebut dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk kemudian menentukan biaya modal rata-rata (average cost of capital) dari keseluruhan dana yang digunakan di dalam perusahaan yang ini merupakan tingkat biaya penggunaan modal perusahaan (the firm's cost of capital). Biaya penggunaan modal yang dimaksudkan di sini adalah biaya modal yang sifatnya ”explicit". Biaya penggunaan modal yang explicit dari suatu sumber dana adalah sama dengan "discount rate" yang dapat menjadikan nilai sekarang (present value) dari dana neto yang diterima perusahaan dari suatu sumber dana sama dengan nilai sekarang dari semua dana yang harus dibayarkan karena penggunaan dana tersebut beserta pelunasannya. Pembayaran atau "out flows" itu ialah dalam betuknya pembayaran bunga, pembayaran utang pokok atau "principal", atau dividen.
Perhitungan biaya penggunaan modal dapat didasarkan atas perhitungan sebelum pajak (before tax) atau perhitungan sesudah pajak (after tax). Pada umumnya digunakan perhitungan atas dasar sesudah pajak (after tax basis). Biaya modal rata-rata (average cost of capital) biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, yaitu dengan membandingkan "rate of return" dari usul investasi tersebut dengan "cost of capital"nya. Oleh karena perhitungan "rate of return" didasarkan atas dasar sesudah pajak, maka sewajarnya kalau pembandingnya juga diperhitungk n a dasar sesudah pajak. Dalam perhitungan "cost of capital" selanjutnya akan didasarkan atas perhitungan sesudah pajak (after tax basis).
B.     Biaya Penggunaan Dana Dari Berbagai Sumber Dana Secara Individuil
1.      Biaya Penggunaan Dana yang Berasal Dari Utang Jangka Pendek
Pada dasarnya utang jangka pendek terdiri dari utang perniagaan (trade accounts payable), utang wesel dan kredit jangka pendek dari Bank. Biava kredit perniagaan (trade credit) adalah explicit.
Kalau kita gagal membayar tepat pada waktunya, kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan "cash discount". Kalau suatu perusahaan biasanya kehilangan kesempatan mendapatkan "cash discount" selama setahun. biaya "explicit"-nya dari kredit perniagaan tersebut dapat dihitung dengan membandingkan cash discount yang hilang dengan jumlah rata-rata utang pern agaannya selama setahun.
Contoh ;
Misalkan cash discount yang hilang selama setahun sebesar Rp5.000,00 dan utang perniagaan rata-rata sebesar Rp50.000.00 maka biaya kredit perniagaan yang eksplisit sebelum pajak adalah sebesar
 =10 %
Biaya ini adalah “tax-deductible expense", karena bunga modal diperhitungkan dari jumlah keuntungan sebelum terkena beban pajak, sehingga dengan adanya beban bunga, maka beban keuntungan yang terkena pajak menjadi lebih kecil. Biaya penggunaan utang sesudah pajak (after-tax cost of debt) dapat dihitung dengan cara-sebagai berikut:
Biaya utang sesudah pajak : biaya utang sebelum pajak ;( (1,0 -' tingkat pajak).
Misalkan tingkat pajak penghasilan (tax rate) 40%, maka biaya utang sesudah pajaknya dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya sesudah pajak : (0,10) x (1,0 0,4) : (0,10) (0,60) : 6%.
Perusahaan yang dilola dengan baik pada umumnya selalu membayar kredit perniagaan dalam periode "discount" sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan dari adanya "cash discount" tersebut, yang ini berarti bahwa perusahaan tidak pernah mempunyai beban yang bersifat explicit.
Urang wesel mempunyai bunga yang tetap yang dihitung dari harga nominalnya. Adalah penting di sini untuk mengkaitkan bunga yang dibayar dengan jumlah uang yang diterima atau tersedia untuk digunakan (dana yang efektif dapat digunakan).
Untuk kredit jangka pendek biasanya Bank langsung memotong bunganya di muka dari jumlah utang yang diberikan sehingga penerima kredit menerima jumlah uang yang lebih kecil dari utang nominalnya.
Contoh ;
Misalnya kita mengadakan utang wesel dengan nominal Rp100.000,00 dengan bunga 15% per tahun dengan umur satu tahun. Dalam hal ini kita hanya menerima uang sebesar Rp85.000,00 (yaitu Rp100.000,00 minus bunga Rp15.000). Dengan demikian tingkat bunga yang sebenarnya sebelum pajak adalah sebesar .
Kalau tingkat pajak 40%, maka biaya sesudah pajaknya adalah 17,65%{1,0 -  0, 4) = 17.65% (O.60)-10.50%.
Prnsip ini juga diterapkan dalam menghitung biaya penggunaan utang dari kredit jangka pendek yang di berikan oleh Bank.
Contoh ;
Misalnya suatu Bank akan memberikan kredit jangka pendek kepada suatu perusahaan sebesar Rp1.000.000,00 dengan bunga 2% per bulan selama 8 bulan. Bank menetapkan syarat bahwa aktiva yang dijadikan jaminan harus diasuransikan selama umurnya kredit, misalnya besarnya premi asuransi tersebut sebesar Rp50.000,00.  Jumlah uang yang dibayarkan oleh Bank kepada perusahaan itu adalah sebesar Rp1.000.000,00 -bunga selama 8 bulan + premi asuransi = Rp1.000.000,00 (Rp160.000,00 + Rp50.000,00) : Rp790.000,00. Beban yang sebenarnya ditanggung oleh penerima kredit tersebut selama 8 bulan adalah Rp210.000,00 yaitu Rpl60.000,00 + Rp50.000,00). Dengan demikian biaya kredit sebelum pajak (before-tax cost of debt) selama 8 bulan
=  = 100% =26,582 %
Biaya kredit sebelum pajak per bulan  =
Miasal tingkat pajak 50 % ,maka
Biaya sesudah pajak =3,323% (1,0-0,5) = 1,6615% per bulannya .
2.      Biaya Penggunaan Modal yang Berasal Dari Utang Jangka Panjang
Dalam perhitungan biaya penggunaan utang jangka panjang dan umumnya adalah dalam bentuknya obligasi kitapun harus mengkaitkan jumlah dana neto yang diterima dengan pengeluaran-pengeluaran kas karena penggunaan dana tersebut. Pada dasarnya biaya pengguaan utang jangka panjang atau biaya penggunaan dana yang berasal dari obligasi'(cost of bonds) dapat dihitung dengan menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi yang dengan rumus ”shortcut” atau dengan menggunakan tabel present value.
Untuk lebih jelasnya dapatlah diberikan contoh sebagai berikut:
Contoh ;
Kita akan mengeluarkan obligasi dengan harga nominal per lembar Rpl0.000.00 yang mempunyai umur lO tahun. Hasil penjualan obligasi neto yang kita terima sebesar Rp9.700,00. Bunga atau coupon obligasi per tahunnya 4%. Berapa besarnya biaya obligasi tersebut? (cost of bonds).
a.       Dengan menggunakan rumus ”short cut" atau atas dasar kira-kira ( approximate method)
Ada 4 langkah perhitungan "cost of bonds" kalau menggunakan metode ini, yaitu:
1.      Mengadakan estimasi jumlah rata-rata dari dana yang tersedia bagi kita selama 10 tahun.
2.      Menghitung biaya rata-rata tahunan (average annual cost) dari penggunaan dana tersebut.
3.      Menghitung persentase biaya rata-rata tahunan dari jumlah dana rata-rata yang tersedia.
4.      Menyesuaikan biaya obligasi itu atas dasar sesudah pajak (after-tax basis).
Berdasarkan data tersebut kita dapat menghitung cost of bonds dari contoh sebagai berikut;
1.      Dana rata-rata yang tersedia yang akan digunakan selama 10 tahun ada sebesar
2.      Kita harus memperhatikan biaya ekstra sebesar Rp300,00 yaitu selisih antara dana-yang diterima (yang efektif dapat digunakan) dengan jumlah dana yang harus dibayar kembali sesudah 10 tahun. Kalau biaya ekstra itu disebarkan secara merata selama 10 kali pembayaran bunga, berarti bahwa biaya ekstra per tahun sebesar Rp30,00 (yaitu
 di tambahkan pada bunga yang setiap tahun di bayar kan Dengan demikian maka setiap tahun selama 16 tahun kita harus membayar beban sebesar Rp400.00 (= 4% X Rp 10.000.00) plus Rp30,00 (biaya ekstra) sehingga berjumlah Rp430.00 (average annual cost).
3.      Menghitung persentase biaya tahunan rata-rata dari jumlah dana rata rata yang tersedia Biaya obligasi sebelum pajak :
Biaya obligasi sebelum pajak ini dapat pula dihitung secara langsung dengan menggunakan rumus perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi seperti dalam contoh 11.1 (halaman 176).


4.      Sebagai langkah terakhir adalah menyesuaikan biaya obligasi sebelum pajak atas dasar sesudah pajak. Apabila tingkat pajak 40%, maka: biaya sesudah pajak : 4,36% (1,0- 0,4) = 2.62%.
b.      Dengan menggunakan tabel PV. atau metode "accurate "
Dalam hal ini kita mencari tingkat bunga yang menjadikan nilai sekarang dari pembayaran bunga tahunan sebesar Rp400,00 plus pembayaran akhir sebesar Rpl0.000,00 sama dengan nilai sekarang dari penerimaan, yaitu sebesar Rp9.700,00. Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Kalau kita menggunakan tingkat bunga 4% dan 6% untuk mengada' kan interpolasi maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Tingkat bunga 4%
Biaya (bunga) tahunan selama 10 tahun =Rp400x8.11 =Rp3.244.00
Pembayaran pinjaman pokok pada akhir
tahun ke 10 ......................                     Rp10.000x0,676=Rp6.760,00
                                                                                                            Rp 10.004.00
Tingkat bunga 6%
Biaya (bunga)tahunan selama 10 tahun =Rp400.00x7,360=Rp2.944.00
Pembayaran pinjam pokok
Pada akhir tahun ke 10                      =Rp10.000x0,558=      Rp5,580,00
                                                                                                 Rp8.524,00



Selisih bunga
Selisih PV
Selisish PV dari outflower dengan inflower

4%
Rp 10.004,00
Rp 10.004,00

6%
Rp 8.524,00
Rp 9.700,00
Selisih
2%
Rp 1.480,00
Rp 304,00

r =4% + 0,4% = 4,4%
Biaya obligasi sebelum pajak  = 4,4%
Biaya obligasi sesudah pajak = 4,4% (1-0,4) = 2,64%
3.      Biaya Penggunaan Modal yang Berasal Dari Saham Preferen
Saham preferen mempunyai sifat campuran antara Utang dan saham biasa. Mempunyai sifat sebagai utang, karena saham preferen mengandung kewajiban yang tetap untuk mengadakan pembayaran secara periodik, dan dalam likuidasi perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak didahulukan sebelum pemegang saham biasa. Tidak seperti utang karena kegagalan untuk membayar dividen saham preferen tidak mengakibatkan pembubaran perusahaan. Saham preferen mengandung risiko yang lebih besar daripada saham'biasa, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan utang. Biaya penggunaan dana yang berasal dari penjualan saham preferen atau disingkat biaya saham preferen (cost of preferred stock) dapat dihitung dengan membagi dividen per lembar saham preferen (Dp) dengan harga neto (net price) yang diperoleh dari penjualan selembar saham preferen baru (Pn)
Biaya saham referen =  

Contoh ;
Misalkan suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen baru dengan nilai nominal Rp10.000,00 per lembar dengan dividen sebesar Rp600,00. Hasil penjualan neto yang diterima dari saham preferen tersebut sebesar Rp9.000.00.
Biaya saham preferen (cost of preferred stock)
=
Biaya saham preferen sebesar 6,67% ini sudah atas dasar sesudah pajak (after tax cost) sehingga tidak perlu diadakan penyesuaian pajak. Dividen saham preferen dibebankan dari keuntungan sesudah pajak. Lain'halnya dengan bunga pinjaman. atau dengan kata lain diambilkan dari keuntungan sebelum pajak. sehingga perlu diadakan penyesuaian pajak (tax-adjustment) untuk menentukan biaya utang sesudah pajak (after tax-cost of debt).
4.      Biaya Penggunaan Modal yang Berasal Dari Laba yang Ditahan ( Cost of Retained Earning)
Apabila kita akan menggunakan dana yang berasal dari laba yang ditahan (retained earning), kita harus menyadari bahwa penggunaan dana tersebutpun ada biayanya.
Sumber dana ini seperti sumber-sumber dana lainnyapun harus diperhitungkan biayanya. Seandainya sumber ini memang tanpa biaya lebih baik keuntungan tersebut dikembalikan kepada pemiliknya, yaitu pemilik modal sendiri, sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk menggunakannya pada kesempatan investasi lainnya, dan dari investasi tersebut dapat diperoleh tambahan keuntungan.
Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan (cost of retained earning) adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang diharapkan diterima oleh para investor, atau dengan kata lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa.
Contoh ;
Misalkan suatu perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp400,00 per lembar saham, dan dibayarkan sebagai dividen sebesar Rp200,00. Hasil new penjualan saham sebesar Rp4.000,00 per lembamya. Keuntungan. Dividen dan harga saham mempunyai tingkat pertumbuhan (rate of growth) sebesar 5% setahunnya. dan tingkat pertumbuhan ini diharapkan akan berlangsung terus. Tingkat pendapatan investasi yang diharapkan dalam saham sebesar
 + tingkat pertumbuhan yang di harapkan
Oleh karena besarnya "Cost of Retained Earning" sebesar tingkat pandapatan investasi yang diharapkan dalam saham. maka dalam contoh tersebut di atas besarnya "Cost of Retained Earning" adalah sebesar 10%. Seperti halnya pada saham preferen, biaya laba ditahan inipun atas dasar sesudah pajak, sehingga tidak memerlukan penyesuaian pajak lagi.
5.      Biaya Penggunaan Modal yang Berasal Dari Emisi Saham Biasa Baru
Biaya penggunaan dana yang berasal dari emisi saham biasa baru atau disingkat "biaya saham biasa baru" (cost of new common stock) adalah lebih tinggi daripada biaya penggunaan dana yang berasal dari laba yang ditahan (cost of retained earning) karena dalam emisi saham baru dibebani biaya emisi (flotation/floating cost).
Biaya penggunaan dana yang berasal dari emisi saham biasa baru dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Biaya saham biasa baru (cost of new common stock) =
tingkat pendapatan investasi (rate of return) yang diharapkan dari saham biasa
1- persentase biaya emisi dihitung dari harga jual (sebelum dikurangi biaya emisi).
Contoh ;
Suatu perusahaan akan mengadakan emisi saham biasa baru dengan harga jual per lembarnya Rp4.000,00 Biaya emisi (floating cost) per lembarnya sebesar Rp400,00 sehingga hasil penjualan neto yang diterima sebesar Rp3.600,00 per lembarnya. "Rate of return" atau tingkat pendapatan investasi yang diharapkan dari Saham biasa tersebut sebesar 10%. Dari contoh tersebut biaya emisi adalah sebesar
Berdasarkan rumus tersebut di atas maka besarnya "cost of new common Stock" dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya saham baru =
Seperti halnya biaya saham preferen. biaya laba ditahan, biaya saham biasa baru inipun sudah atas dasar sesudah pajak. sehingga tidak perlu ada penyesuaian pajak.


C.    Biaya Penggunaan Modal Secara Keseluruhan (Over-all Cost of Capital)
Tingkat biaya penggunaan modal yang harus diperhitungkan oleh perusa haan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung "weighted average" dari berbagai sumber dana tersebut.
Penetapan bobot atau "weight" dapat didasarkan pada:
1. Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktur modal.
2. Proporsi modal dalam struktur modal dinyatakan dalam persentase.
Dengan mengalikan masing-masing komponen modal dengan biaya masingmasing komponennya dapatlah dihitung besarnya biaya modal tertimbang (weighted cost of capital). Adapun istilah-istilah lain yang juga digunakan untuk maksud yang sama adalah: "average cost of capital, over-all cost of capital. combined cost of capital, joint cost of capital". Untuk lebih jelasnya diberikan contoh cara menghitung "weighted cost of capital" seperti di bawah ini'
Contoh ;
Suatu perusahaan mempunyai struktur modal sebagai berikut:
Utang jangka panjang
Rp 60 jt
Saham preferen
       Rp 10 jt
Modal sendiri
Rp 130 jt
Jumlah
       Rp 200 jt




Biaya pengggunaan dana dari masing-masing sumber dana tersebut adalah sebagai berikut;
Utang
6%
Saham preferen
7%
Modal sendiri
10%
Tingkat pajak perseroan
50%

Langkah perta a adalah mengadakan penyesuaian pajak bagi biaya utang untuk menjadikan biaya sesudah pajak. Biaya utang sesudah pajak (After-tax cost of debt): 6% (1 .-0 0,5): 3%. Perhitungan 'weighted cost of capital" dari perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.      Dengan Menggunakan Jumlah Modal Rupiah untuk Penetapan "Weight"
Perhitungan biaya modal
Dalam ribuan rupiah
Komponen modal 1
Jumlah modal
2
Biaya masing-masing 3
Jumlah biaya komponen 2x3
Utang
Rp 60.000.00
3%
Rp 1.800.00
Saham preferen
Rp 10.000.00
7%
Rp 700.00
Modal sendiri
Rp 130.000.00
10%
Rp 13.000.00

Rp 200.000.00

Rp 15.500.00

Welgheted cost of capital =
2.      Dengan Menggunakan Proporsi Modal (Capital Proportions) untuk Penetapan "Weight -nya


Komponen modal 1
Persentase dari total 2
Biaya masing-masing komponen 3
Hasil 4
(2x3)
Utang
30%
3%
0,0090
Saham preferen
5%
7%
0,0035
Modal sendiri
65%
10%
0,0650

100%

0,0775

Welgheted cost of capital = 7,75%
Biaya modal rata-rata atau biaya modal tertimbang (weighted cost of capital tersebut akan berubah kalau ada perubahan struktur modal ataupun perubahan biaya dari masing-masing komponen modal tersebut.
Selama struktur modal dan biaya masing-masing komponen modal tersebut maal. dapat dipertahankan. biaya modal rata-rata tidak berubah meskipun ada tambaha modal yang digunakan. Dengan demikiano dapat dikatakan bahwa setiap tambahan dana yang dilakukan dalam perimbangan modal yang sama dan biaya 'komponennya juga tetap sama. maka biaya modal dari tambahan modal tersebut akan tetap sama dengan biaya modal rata-rata sebelum ada tambahan dana tersebut. Dengan kata lain biaya modal marginal (marginal cost of capital)-nya tetap sama.
Tetapi apabila suatu perusahaan membutuhkan tambahan dana yang demikian besarnya terpaksa harus mengadakan emisi saham baru, maka penambahan saham biasa baru tersebut akan mengakibatkan kenaikan ”marginal cost of capital“-nya. karena biaya saham biasa lebih besar daripada biaya keuntungan yang ditahan Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh sebagai berikut ;

Contoh ;
Perusahaan “ABC“ pada tanggal 31 Desember 1974 mempunyai neraca bagian pavisa-nya sebagai berikut:
Utang perniagaan                      Rp 200.000.00
Utang wesel                               Rp 200.000.00
Utang lancer lainnya                  RP 60.000.00
                                                            Rp 460.000.00
Utang jangka panjang                Rp 320.000.00                        22%
Saham preferen                          Rp 14.000.00              1%
Saham biasa                               Rp 1.120.000.00         77%
                                                   Rp 1.454.000.00         100%
Jumlah utang dan modal           Rp 1.914.000.00
Biaya penggunaan dana dari masing masing komponen modal tersebut adalah sebagai berikut :
Utang jangka panjang                6% sebelum pajak
Saham preferen                          6%
Saham  biasa                              10%
Tingkat panjak penghasilan =    50%
Biaya utang sesudah pajak   =   6%(1.0-0.5)= 3%
Perhitungan biaya modal rata rata sebagai berikut :


Komponen modal
Persentase dari total
Biaya masing2 komponen
Hasil
Utang jangka panjang
22%
3%
0.0066
Saham preferen
1%
6%
0.0006
Saham biasa
77%
10%
0.0770

100%

0.0842

Biaya modal rata –rata = 8,42%
Dalam perhitungan biaya modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, komponen utang jangka pendek tidak dimasukkan, karena perhitungan biaya modal rata-rata digunakan terutama untuk pengambilan keputusan mengenai investasi jangka panjang, yang untuk ini seharusnya dibiayai dengan dana jangka panjang atau dana permanen. Demikian pula dalam contoh 15.9 di atas, untuk menghitung biaya modal rata-ratanya tidak dimasukkan komponen utang lancar. Bagaimana halnya sekarang kalau misalnya pada tahun 1975 perusahaan mendapatkan keuntungan neto sesudah pajak sebesar Rp600.000,00 dan dibayarkan sebagai dividen sebesar Rp200.000,00 dan ditahan sebesar Rp400.000,00. Berdasarkan perhitungan di atas kita mengetahui bahwa untuk mempertahankan ”weighted cost of capital" sebesar 8,42% kita harus mempertahankan pula perimbangan modalnya.
Ini berarti bahwa kalau laba yang ditahan itu akan digunakan perusahaan harus dijaga agar supaya tambahan dana sebesar Rp400.000,00 tetap merupakan bagian sebesar 77% dari keseluruhan tambahan dana yang akan ditarik oleh perusahaan. Sebab kalau tidak demikian biaya modal rata-ratanya akan berubah. Kalau laba yang ditahan itu sebesar Rp400.000,00 merupakan 77% dari keseluruhan tambahan dana, besarnya dana baru keseluruhan yang diperlukan adalah sebesar

 = Rp519.480,00 atau dibulatkan menjadi Rp519.000,00
Dengan demikian tambahan modal baru tersebut untuk dapat mempertahankan xaya modal rata-rata sebesar 8,42% harus terdiri dari:
Utang (22%)                  =          Rp l 14.000.00
Saham preferen ( l %)    =          Rp 5000.00
Modal sendiri (77%)      =          Rp400.000,00
                                                            Rp 519.000.00
            Hal tersebut dapat di buktikan dengan perhitungan sebagai berikut :
Komponen modal
Jumlah tambahan modal
Biaya masing2 komponen
Jumlah  biaya
Utang
Rp 114.000.00
3%
Rp 3.420.00
Saham preferen
RP 5.000.00
6%
Rp 300.00
Modal sendiri
Rp 400.000.00
10%
Rp 40.000.00

Rp 519.000.00

Rp 43.720.00

Dengan demikian dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa kebutuhan tambahan dana maksimal untuk dapat mempertahankan biaya modal rata-rata sebesar 8,42% adalah sejumlah Rp519.000,00 yang dipenuhi dengan laba yang ditahan sebesar Rp400.000,00, saham preferen sebesar Rp5.000,00 dan dengan Utang jangka panjang sebesar Rpl l4.000,00.
Apabila kebutuhan dananya lebih besar dari batas jumlah maksimal tersebut (Rp519.000,00) maka biaya modal rata-rata dari tambahan modal tersebut (marginal cost of capital) akan lebih besar daripada biaya modal rata-ratanya, yaitu 8.42%. Hal ini disebabkan karena perusahaan terpaksa memenuhi kekurangan dananya dengan mengeluarkan saham biasa baru, yang ini dibebani biaya emisi (floating cost). Apabila tambahan dana tersebut sepenuhnya dibiayai dengan utang yang“ biayanya lebih rendah, hal itu akan mengubah perimbangan sumber-sumber modalnya. dan akan menurunkan solvabilitas perusahaan. Untuk dapat mempertahankan struktur modal optimal, maka setiap kebutuhan dana harus dipenuhi dengan 3 macam dana, yaitu modal sendiri, saham preferen dan utang jangka panjang dengan perimbangan 77: 1: 22
Contoh :
Misalkan perusahaan tersebut membutuhkan tambahan dana lagi sebesar Rp100.000,00 . Untuk mempertahankan struktur modal optimumnya maka kebutuhan tersebut harus dipenuhi dengan modal sendiri sebesar Rp77.000.00 (77%), saham preferen Rpl.000,00 (l%) dan utang jangka panjang Rp22.000,00 (22%).
Biaya saham preferen tetap sebesar 6%, biaya utang sebesar 3%. Biaya saham biasa baru adalah lebih besar daripada biaya saham biasa atau laba yang ditahan, karena adanya biaya emisi. Misalkan biaya emisi sebesar 10% Biaya saham blas‘ sebagaimana ditentukan dalam contoh 15.9. adalah sebesar 10 %
Dengan demikian maka biaya dari saham biasa baru (cost of new common stock)adalah sebesar :
Berdasarkan biaya saham baru ini maka besarnya biaya modal rata-rata dari tambahan modal tersebut (marginal cost of capital ) dapat ditentukan sebagai berikut.
Komponen modal
Jumlah tambahan moadal
Biaya masing2 komponen
Jumlah biaya
Utang
Rp 22.000.00
3%
Rp 660.00
Saham preferen
Rp 1.000.00
6%
Rp 60.00
Saham baru
Rp 77.000.00
11,1%
Rp 8.547.00

Rp 100.000.00

Rp 9.267.00

Biaya modal rata-rata yang baru (marginal cost of capital) :
           
Dari perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Selama kebutuhan tambahan dana tidak melampaui Rp519.000,00 dan pemenuhannya tetap dipertahankan atas dasar perimbangan 77 : 1 : 22 yaitu laba yang ditahan saham preferen utang, "weighted cost of capital" sebesar 8,42% tetap dapat dipertahankan.
2.      Segera kebutuhan tambahan dana melebihi Rp519.000,00 biaya modal rata-rata dari tambahan modal tersebut (marginal 005‘ Of capital) akan meningkat menjadi 9,3%.
v  Biaya penggunaan dana yang berasal dari depresiasi
Kita telah membicarakan biaya penggunaan dana yang berasal dari utang. saham preferen. laba yang ditahan dan saham biasa baru. Bagaimana halnya dengan depresiasi?
Sebagaimana kita ketahui depresiasipun merupakan salah satu sumber dana. Kalau perusahaan mau menggunakan dana yang berasal dari depresiasi apakah tanpa biaya? Mengingat bahwa dana yang berasal dari depresiasi itu dapat ditanamkan kembali untuk menghasilkan "rate of return“. maka perusahaan harus menentukan apakah dana tersebut akan ditanamkan dalam perusahaan atau dibagikan kepada pemberi danu.
Keputusan tersebut adalah tergantung kepada persoalan apakah perusahaan akan dapat menginvestasikan kembali dana tersebut dalam perusahaan dengan menghasilkan "rate of return " yang lebih besar dari biayanya atau tidak.
Besamya biaya penggunaan dana yang berasal dari depresiasi {cost of depreciation) adalah sama besarnya dengan biaya modal rata-rata sebelum menggunakan dana yang berasal dari emisi saham baru.
Oleh karena biaya penggunaan dana yang berasal dari depresiasi ini sama besarnya dengan biaya modal rata-rata, maka biaya dana depresiasi itu tidak diikutkan dalam perhitungan biaya modal rata-rata.
Perusahaan akan menggunakan dana yang berasal dari depresiasi itu hanya kalau penggunaan dana tersebut akan menghasilkan "rate of return" lebih besar daripada biaya modal rata-ratanya. Penggunaan dana yang berasal dari depresiasi akan mempunyai pengaruh memperbesar batas jumlah maksimal kebutuhan tambahan dana yang akan dapat mempertahankan biaya modal rata-rata sebelumnya.
contoh  ;
misalkan perusahaan mempunyai dana yang berasal dari depresiasi sebesar Rp40.000,00 maka batas jumlah maksimal tambahan dana yang akan dapat mempertahankan biaya modal rata-rata sebesar 8,42% naik dari Rp519.000,00 menjadi Rp559.000,00 (yaitu Rp519.000,00 + Rp40.000,00), sehingga kebutuhan dana di atas Rp559.000,00 baru menaikkan "marginal cost of capital"-nya. '
D.    Fungsi "Cost of Capital" dalam Penggunaan Berbagai Metode Pemilihan Investasi
Dalam Bab 9 sudah sering dijumpai istilah "cost of capital" atau biaya penggunaan modal dalam uraian mengenai berbagai metode pemilihan investasi yang mendasarkan pada "discounted cash flow", yaitu metode-metode “Net Present Value", Profitability Indeks dan Internal rate of return". Dalam bagian ini kami akan menegaskan tentang fungsi "cost of capital" dalam berbagai metode tersebut.
Pengertian "cost of capital" di sini dimaksudkan sebagai biaya penggunaan modal yang menyeluruh (over-all cost of capital) atau "weighted cost of capital“).
Kalau kita menggunakan "Net Present Value" atau "Profitability Index“ sebagai cara untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, maka "cost of capital" berfungsi sebagai "discount rate" yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
Apabila nilai sekarang dari proceeds atas dasar discount rate tersebut (yaitu sebesar cost of capital) lebih besar daripada nilai sekarang dari pengeluaran investasinya sehingga nilai sekarang neto atau Net Present Value-nya positif, maka usul investasi tersebut dapat diterima Apabila ada perubahan biaya dari salah satu atau beberapa sumber dana, atau perubahan komposisi modalnya, maka "cost of capital"nya pun akan berubah, sehingga hasil perhitungan NPV atau Profitability Index-nya pun akan berubah.
Apabila kita menggunakan metode ”internal rate of return", maka fungsi cost of capital (c.o.c_) adalah sebagai ”hurdle rate" atau "cut-off rate“ (tingkat pembatas atau pemotong) dalam hal kita mengadakan evaluasi terhadap usul-usul proyek investasr.
Apabila “rate of return” dari usul suatu proyek investasi lebih besar daripada C.O.C.nya maka usul proyek investasi tersebut dapat diterima. Sebaliknya kalau rate of return dari usul investasi tersebut lebih kecil daripada c.o.c.nya, maka usul proyek investasi tersebut harus ditolak. Kalau ada beberapa usul invesrasi mana yang mempunyai rate of return yang lebih besar daripada c.o.c. tersebut, dan itulah usul-usul investasi yang dapat diterima.
Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh sebagai berikut:
Contoh ;
Pimpinan suatu perusahaan sedang mempertimbangkan 4 usul proyek investasi yaitu:




Usul investasi
Besarnya infestasi yang di perlukan
Estimasi rate of return
A……………
Rp 10 jt
25%
B……………
Rp 5 jt
13%
C……………
Rp 5 jt
8%
D…………….
Rp 5 jt
5%

Cost of capital sebesar 10%.
Berdasarkan c.o.c. sebesar 10%,maka kita hanya akan memilih usul-usul proyek investasi A dan B saja yang diterima karena rate of return-nya masingmasing lebih besar daripada c.o.c.nya. Sedangkan usul investasi C dan D harus ditolak, karena rate of return-nya lebih kecil daripada c.o.c.nya.
Contoh tersebut kalau digambarkan, maka diagramnya akan nampak seperti di bawah ini:
                        25%
                        20%

                        15%
Rate of return
25% COC              10%


                                5%          A                     B            C             D
                               
0              5              10           15           20           25
                                ( X Rp 1 jt )
                        Investasi
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.

B.     Saran
Makalah yang telah disusun dengan sebaik mungkin ini diharapkan dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa dalam pembahasan tentang, biaya modal selain itu makalah ini diharapkan dapat memberikan perbandingan pendangan dengan apa yang telah diperoleh dilingkungan kerja.
Pengumpulan data dengan teliti dan valid adalah pedoman yang dipegang dalam pembuatan makalah ini, dengan demikian pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik akan mendapat hasil yang sempurna. Saya  mengharapkan semua data dan pengetahuan yang didapat dari sumber-sumber yang sah dimana saya  mancari data  dapat  bermanfaat dimasa yang akan datang.









DAFTAR PUSTAKA
ü  Bambang, Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta,Yogyakarta.
ü  Gitman, Lawrence, J. 2003. Principles of Managerial Finance. Tenth Edition. International Edition. Pearson Education, Inc: United States
ü  Henry Simamora .2002.akutansi basis pengambilan keputusan .jakarta ;salemba empat.
ü  Mulyadi. 2001, Akuntansi Biaya, Edisi kelima, Cetakan ketujuh, Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
ü  Masiyah Kholmi, Yuningsih. 2002. Akuntansi Biaya. Malang : UMM
ü  Munawir., 2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas,Yogyakarta: Liberty.
ü  Munawir., 2001, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta : Liberty.Narayaman., 2004,
ü  Supriyono, R.2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YKPN.



ü   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar